Bagaimana peran kelembagaan dalam pembangunan ekonomi
Fungsi utama lembaga ekonomi ada dua, yaitu: Mengatur masalah hubungan antar pelaku ekonomi dan meningkatkan produktivitas ekonomi semaksimal mungkin. Mengatur masalah distribusi serta konsumsi barang dan jasa yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia.
Apa saja teori ekonomi Adam Smith?
Adam Smith mengemukakan teori bahwa
mekanisme pencapaian tingkat kemakmuran dapat tercapai melalui kekuatan tangan
tak terlihat (invisible hand), yaitu tanpa adanya campur tangan pemerintah,
dimana mekanisme pasar akan menjadi alat alokasi sumber daya yang
efisien. Teori ini merupakan salah satu fondasi dalam ideologi
..
Teori Ekonomi
Makro: Pengertian dan Isu-Isu Utama
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), ekonomi didefinisikan sebagai ilmu tentang asas-asas produksi,
distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan,
perindustrian, dan perdagangan); pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan
sebagainya yang berharga; tata kehidupan perekonomian (suatu negara); urusan
keuangan rumah tangga (organisasi, negara).
Ekonomi merupakan sebuah ilmu yang
menelaah mengenai pilihan-pilihan dalam mengoptimalkan kemampuannya dalam
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kepuasan maksimum.
Adapun ekonomi makro merupakan ilmu ekonomi yang menelaah
mengenai kegiatan ekonomi secara menyeluruh. Fokus kajiannya seluruh kegiatan
perekoniman bukan hanya dalam bagian-bagian perekonomian atau hanya dalam suatu
perusahaan saja.
Menurut Adam Smith, bapak ekonomi
dunia, ekonomi makro merupakan upaya untuk menganalisis suatu fenomena atau
peristiwa yang biasanya ditujukan u Sementara itu, menurut Budiono, penulis
buku, ekonomi makro dirumuskan sebagai cabang ilmu ekonomi yang diterapkan
untuk menganalisis atau mengetahui pertumbuhan perekonomian suatu negara serta
pokok-pokok ekonominya dalam jangkan pendek ataupun jangka panjang.
Ekonomi makro menjadi studi ekonomi
yang secara menyeluruh dan dalam skala yang besar sehingga sering kali digunakan
sebagai instrument analisis untuk merancang berbagai kebijakan.
Kebijakan-kebijakan tersebut tentu berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi,
inflasi, tenaga kerja, keseimbangan neraca negara, dan lain sebagainya.
Melansir dari
laman ocbcnisp.com, tujuan ekonomi makro dirumuskan menjadi
beberapa hal sebagai berikut.
- Meningkatkan Pendapatan
Nasional
. Tingginya pendapatan
nasional menandakan adanya peningkatan dalam kegiatan produksi suatu negara.
Hal tersebut tentu berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan dan pendapatan
per kapita negara tersebut.
- Menstabilkan Keadaan Perekonomian.
Kestabilan ekonomi dapat diukur
melalui keseimbangan pada neraca pembayaran dan permintaan persediaan barang.
Kestabilan ekonomi menjadi penting karena akan menjadi cerminan kondisi dan
kemampuan ekonomi negara di mata pelaku ekonomi dan negara lainnya.
- Menciptakan
Pertumbuhan Ekonomi.
Tujuan dari kebijakan
makro salah satunya ialah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Hal tersebut akan mampu meningkatkan pendapatan nasional secara otomatis.
Sehingga, kegiatan perekonomian pun akan semakin meningkat dalam jangka
panjang.
- Mengendalikan Inflasi.
Dengan adanya eknomi makro dapat menjadi
salah satu upaya untuk mengendalikan inflasi. Langkah tersebut dilakukan dengan
menekan harga yang berlaku seminimal mungkin melalui berbagai kebijakan.
Misalnya cash ratio politik pasar
terbuka sampai politik diskonto.
- Meratakan Distribusi
Pendapatan.
Ketika distribusi pendapatan merata pada
sebuah negara maka kemakmuran masyarakat juga akan tercapai. Oleh sebab itu,
ekonomi makro dapat menjadi salah satu solusi untuk mewujudkan hal tersebut.
- Meningkatkan Kesempatan
Kerja.
Peningkatan produktivitas nasional
berpengaruh pada lebih banyaknya kesempatan kerja yang terbuka. Tidak hanya berpengaruh
pada kapasitas produksi.
- Mengembangkan Kapasitas
Produksi Nasional.
Dengan mengembangkan kapasitas produksi,
negara juga akan mampu meningkatkan pertumbuhan serta pembangunan ekonominya
- Membuat Neraca Pembayaran
Seimbang.
Tujuan dari ekonomi makro, yakni membuat
neraca pembayaran luar negeri seimbang. Sehingga, tidak mengalami deficit serta
meningkatkan devisa negara melalui kegiatan ekspor.
Teori Ekonomi Makro:
Pengertian dan Isu-Isu Utama
Kegiatan ekonomi selalu berputar. Ia
menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Ekonomi memberikan
kesejahteraan bagi manusia baik melalui skala ekonomi mikro ataupun ekonomi
makro.
Ekonomi mikro memiliki skala yang
kecil. Sedangkan, ekonomi makro memiliki bahasan ilmu ekonomi dalam skala
besar. Berikut akan dibahas mengenai ekonomi makro yang telah dirangkum dari
berbagai laman di internet dan buku.
Daftar Isi
o 1. Meningkatkan Pendapatan Nasional
o 2. Menstabilkan Keadaan Perekonomian
o 3. Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi
o 5. Meratakan Distribusi Pendapatan
o 6. Meningkatkan Kesempatan Kerja
o 7. Mengembangkan Kapasitas Produksi
Nasional
o 8. Membuat Neraca Pembayaran Seimbang
o 2. Menentukan Perekonomian Negara
o 3. Pengeluaran Agregat atau Menyeluruh
o 1. Menentukan Jenis
Barang yang Perlu Diproduksi
o 2. Menentukan Cara
Memproduksi yang Paling Efisien
o 3. Target Pasar
atau Produksi Barang Diperuntukan untuk Siapa
Merangkum dari laman ocbcnisp.com, setidaknya
ada tiga ruang lingkup utama ekonomi makro dalam penerapannya sebagai berikut.
diselesaikan pemerintah karena menyangkut soal kesejahteraan rakyatnya.
o 2. Menentukan Perekonomian Negara
Kemampuan produksi produk atupun jasa dari suatu negara menjadi
salah satu ruang lingkup dari ekonomi makro. Ia mengkaji mengenai pengeluaran
pemerintah, pengeluaran konsumssi rumah tangga, kegiatan ekspor impor, dan
pengeluaran perusahaan atau investasi.
o 3. Pengeluaran Agregat atau Menyeluruh
Ruang lingkup ekonomi makro selanjutnya adalah tingkat
pengeluaran agregat atau secara menyeluruh. Jika tingkat pengeluaran agregat
tidak ideal, maka akan muncul masalah ekonomi lainnya.
Merangkum dari buku karya Veritia, dkk berjudul
“Teori Ekonomi Makro” mengenai sejarah munculnya ekonomi makro. Sebelum tahun
1930-an, perhatian ahli-ahli ekonomi banyak tertuju pada ekonomi mikro,
khususnya teori harga. Para ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa kesempatan
kerja penuh selalu dapat dicapai orang, tidak banyak memperhatikan kondisi
ekonomi secara makro.
Yang
menjadi fokus perhatian adalah beberapa produksi yang dihasilkan dan bagaimana
agar perusahaan mendapat laba sebanyak mungkin. Apabila kesempatan penuh
tercapai maka produksi akan selalu tetap atau tidak banyak berubah, khususnya
dalam jangka pendek.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya
produksi total atau nasional yang selalu tetap (ritme maupun hasil produksi)
maka para ahli ekonomi memfokuskan perhatian hanya pada aspek ekonomi mikro
saja. Adam Smith sebagai ahli ekonomi politik, filsafat dan pembuat kebijakan
dalam bukunya “The Wealth of Nation” yang terbit pada 1776 menyatakan mengenai
bagaimana ciri atau karakteristik sistem yang baik.
Dalam buku
tersebut, Adam Smith mengatakan bahwa pembuatan kebijakan terkait bekerjanya
perusahaan swasta sesuai dengan ekonomi pasar dan tanpa campur tangan
pemerintah, sistem ini dianggap sebagai sistem yang terbaik. Mekanisme pasar
dipandang sebagai “Invisible Hand” menggambarkan
mengenai bagaimana kepentingan pribadi ditafsirkan oleh mekanisme pasar menjadi
suatu hasil bagi seluruh bangsa atau seluruh negara secara efisien.
Ahli-ahli klasik menganggap tidak
perlu lagi adanya suatu lembaga tertentu yang harus memperhatikan perekonomian
secara agregat. Mereka percaya pada pentingnya peranan kebebasan individu, tapi
bukan berarti meniadakan sama sekali peranan dari pemerintah.
Perlu diakui pula oleh para ekonom
klasik bahwa pemerintah harus menata struktur kelembagaan seperti hak
kepemilikan, sistem kontrak, pencegahan timbulnya kekuatan monopoli, dan
sebagainya. Selanjutnya, peran pemerintah adalah sebagai penyedia barang publik
seperti pertanahan nasional, pekerjaan umum seperti jalan raya, elabuham pendidikan,
dan kesehatan.
Secara umum, para ahli ekonom klasik
menganggap bahwa pemerintah memiliki kewenangan untuk mengganggu mesin
pertumbuhan ekonomi di sektor swasta didukung oleh hak penguasaan individu dan
persaingan pasar. Sebagai implikasi dari model klasik sebagai berikut.
·
Selalu terdapat kesempatan kerja
penuh.
·
Permintaan agregat tidak mempunyai
pengaruh terhadap jumlah produksi dan kesempatan kerja.
·
Penawaran merupakan kunci pertumbuhan
ekonomi.
·
Inflasi merupakan akibat dari
kebijakan otoritas moneter.
Pada tahun
1929-1932 terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia, dimulai dari
kemereosotan ekonomi Amerika Seikat. Periode ini dijuluki sebagai The Great Depression. Puncaknya pada seperempat
tenaga kerja di Amerika Serikat mengannggur dan terjadi kemerosotan yang tajam
pada pendapatan nasional.
Ketidakmampuan tersebut mendorong
John Maynard Keynes, ahli ekonomi Inggris mengemukakan pendapat dalam sebuah
buku yang dijadikan landasan teori makro ekonomi modern. Buku tersebut berjudul
“The general Theory Of Employment, Interest And Money” yang terbit pada tahun
1936.
Bentuk Kebijakan Ekonomi Makro
Melansir
dari laman ocbcnisp.com, teori ekonomi
makro diterapkan dalam pembuatan suatu kebijakan. Berikut beberapa kebijakan
dalam ekonomi makro.
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter menjadi pembeda
antara ekonomi makro dan mikro. Dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bank
Indonesia sebagai bang sentral negara. Kebijakan moneter mencakup mengenai
langkah-langkah pemerintah untuk memberikan pengaruh pada pengeluaran agegat.
Mulai dari mempengaruhi penawaran
atau peredaran uang di masayarakat sampai mengubah tingkat bunga pada periode
tersebut. sederhananya, kebijakan moneter ditujukan untuk mengukur banyaknya
dana yang dikeluarkan oleh bank sentrak di suatu negara.
Hal tersebut dikarenakan adanya
perputaran uang dalam bank sentral berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat
inflasi. Sehingga, perenana kebijakan moneter dalam ekonomi makro menjadi
penting karena digunakan untuk menjaga lagu pertumbuhan ekonomi negara.
2. Kebijakan Fiskal
Dalam mempengaruhi pengeluaran
agregat atau jalannya perekonomian suatu negara, pemerintah menerapkan
kebijakan fiskal melalui langkah-langkah untuk mengatur pemasukan dan
pengeluaran negara.
Adapun peran dari kebijakan fiskal
dalam ekonomi makro untuk memberikan pengaruh pendapatan nasional, distribusi
pendapatan nasional, tingkat investasi nasional, dan sebagainya.
3. Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan segi penawaran dalam
ekonomi makro memiliki fokus pada keseimbangan neraca keuangan negara atau
perusahaan. Kebijakan ini akan diterapkan dalam peningkatan efisiensi kegiatan
produksi suatu usaha dan gairah bekerja dengan cara mengurangi pajak pendapatan
rumah tangga.
Pada umumnya, pemerintah melaksanakan
kebijakan ini dengan memberikan intensif pada perusahaan-perusaan yang terus
berinovasi, melakukan pengembangan kualitas produknya, dan menggunakan
teknologi baru.
Isu-Isu Utama dalam Analisis Ekonomi
Makro
Dalam buku berjudul
“Teori Ekonomi Makro” karya Veritia, dkk dirumuskan mengenai isu-isu utama
dalam analasis ekonomi makro. Analisis-analisis dalam teori imakro ekonomi
berbeda dengan pandangan yang menganggap bahwa faktor-faktor produksi atau
sumber-sumber lain yang dimiliki masyarakat terbatas.
Sedangkan keinginan
manusia tidak terbatas. Oleh sebab itu, masyarakat haruslah membuat pilihan.
Kegiatan memilih tersebut perlu diklasifikasikan ke dalam dua aspek, yakni.
·
Dalam kegiatan memproduksi barang dan
jasa.
·
Dalam kegiatan menggunakan barang dan
jasa.
Masalah-masalah
tersebut dapat dianalisi dengan teori ekonomi makro dengan tiga pertanyaan
berikut ini.
·
What: Apakah
jenis-jenis barang dan jasa yang harus diproduksikan?
·
How: Caranya
memproduksikan barang dan jasa yang dibutuhkan tersebut?
·
For whom: Untuk
siapakah berbagai barang dan jasa tersebut diproduksikan?
·
1. Menentukan Jenis Barang yang Perlu Diproduksi
Penentuan jenis barang yang akan
diproduksi menajdi penting karena akan menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi
yang dijalankan dalam perekonomian. Dengan kata lain, pilihan para konsumen
(pembeli) menjadi faktor penting dalam menentukan jenis-jenis kegiatan
produksi.
·
2. Menentukan Cara Memproduksi yang Paling Efisien
Sebafai upaya untuk mewujudkan barang
dan jasa maka diperlukan adanya faktor-faktor produksi yang disebut dengan
sumber-sumber daya atau resources. Faktor produksi yang tersedia dalam setiap perekoniman terbatas
jumlahnya dan memerlukan biaya atau pengorbanan untuk memperolehnya.
·
Sederhananya,
sebelum menjalankan kegiatan produksi maka setiap pengusaha harus menyelesaikan
persoalan biaya dan hal-hal lain yang menyangkut kegiatan produksi. Analisis
ekonomi makro membantu untuk menjabarkan mengenai teori produksi (fungsi
produksi), biaya produksi dan struktur pasar (dan penentuan harga dan jumlah
produksi diberbagai pasar) bertujuan untuk menerangkan bagaimana seorang
produsen memecahkan persoalan tersebut.
·
3. Target Pasar atau Produksi Barang Diperuntukan untuk Siapa
Produsen harus melihat pula pasar
faktor untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang diperlukan. Sifat interaksi
di antara pengusaha (pembeli faktor produksi) dan rumah tangga (pemilik faktor
produksi) dalam pasaran faktor dijelaskan dalam teori distribusi.
Teori tersebut akan memaparkan mengenai
sifat umum dari interaksi di antara pengguna dan penjual faktor produksi di
pasaran faktor; dan caranya berbagai pendapatan faktor produksi (upah,
sewa, bunga dan keuntungan) di tentukan pasar.
Sebagai akibat dari penggunaan
faktor-faktor produksi dalam kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa
dibutuhkan masyarakat. Sehingga, akan tercipta aliran pendapatan faktor-faktor
produksi yang diguakan.
Aliran ini akan menentukan pola
distribusi pendapatan dalam masyarakat. Selanjutnya, pola tersebut dapat
membantu menentukan pola permintaa barang dan jasa dalam masyarakat. Sehingga,
teori ini akan membantu perttanyaan “untuk siapa barang dan jasa perlu
diproduksi?”
Posting Komentar untuk "Bagaimana peran kelembagaan dalam pembangunan ekonomi"